ISSUE – KARYA TULIS. “Jangan suka negatif thinking. Nggak baik! Bisa bikin kamu stress!”
Kita banyak menemukan kutipan seperti ini. Kutipan yang menyuruh kita untuk terus berpikir positif dan membuang pikiran negatif.
Namun, dalam filosofi teras karya Henry Manampiring, negatif thinking punya manfaat tersendiri. Filosofi teras mengangkat ajaran Stoikisme dari filsuf-filsuf Romawi kuno.
Menurut buku ini berpikir negatif justru dapat menjaga kesehatan mental kita. Konsep ini dikenal sebagai premeditatio molorum atau membayangkan hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Tujuannya bukan untuk membuat kita cemas berlebihan, tapi mempersiapkan diri, memperkuat mental dan mengurangi rasa kecewa.
Saat kita merencanakan sesuatu yang besar, negatif thinking dapat membuat kita lebih siap jika hal itu benar-benar terjadi.
Negatif thinking juga mengurangi ekspektasi yang terlalu tinggi. Seperti yang kita ketahui, semakin besar harapan kita, maka kita akan semakin kecewa, dengan bersikap realistis kita bisa belajar menerima segala kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam buku ini kita diajarkan untuk tidak menghabiskan energi pada hal di luar kendali kita. Lancar atau tidaknya rencana itu di luar kendali kita. Alih-alih pasrah, berpikir negatif mendorong kita untuk bersiap dengan solusi alternatif.
Misal dalam presentasi atau seminar, kita sering berpikir, “Gimana kalau aku grogi? Gimana kalau slide nya error?” Hasilnya kita jadi latihan lebih banyak, kita menyiapkan semuanya dengan lebih matang untuk meminimalisir kemungkinan tersebut.
Jadi apakah berpikir negatif itu buruk? Tidak. Selama kita melakukannya dengan sadar dan terarah, bukannya tenggelam dalam kecemasan tapi justru memperkuat mental dan mengasah kesiapan.
Ini cara stoik mempersiapkan diri menghadapi hidup yang terkadang tidak sesuai harapan.
Referensi : Filosofi Teras karya Henry Manampiring
Sumber gambar : pinterest