Wisuda yang Dibalut Doa Ayah di Langit dan Ibu di Bumi

- Wartawan

Jumat, 19 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Jamilatul Jannah Bersama Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora

ISSUE, Opini. Wisuda selalu dipenuhi dengan senyum dan bunga ucapan. Namun, di balik toga dan selempang, ada kisah yang tak selalu terlihat mata. Begitu pula dengan langkah seorang putri dari pesisir Situbondo, Jamilatul Jannah.

Lahir pada 12 Juli 2002, Jamilatul jannah tumbuh di tengah keluarga sederhana di Kampung Mimbo, Sumberanyar, Banyuputih. Anak kelima dari enam bersaudara ini telah lebih dulu kehilangan sosok ayah tercinta, almarhum Bapak Suhir. Namun, di balik kehilangan itu, ada doa yang tak pernah putus dari ibunda, Ibu Supyani, yang menjadi penopang setiap langkahnya.

Dan akhirnya, pada hari Selasa, 16 September 2025, di Aula Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, ia berdiri tegak mengenakan toga kebanggaan. Bukan hanya sebagai seorang wisudawati Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, tetapi juga sebagai peserta skripsi terbaik pertama tahun akademik 2024/2025. Sebuah capaian yang bukan datang dari keberuntungan semata, melainkan dari tekad, air mata, dan doa yang tak henti-henti.

Wisuda bukanlah akhir. Gelar sarjana hanyalah satu pintu dari perjalanan panjang yang masih menanti. Namun, hari ini adalah bukti bahwa perjuangan tak pernah mengkhianati hasil. Jamilatul Jannah membuktikan, bahkan dari kampung kecil di pesisir, dari ruang sederhana yang penuh keterbatasan, cahaya keberhasilan tetap bisa lahir.

Dan mungkin, di antara keramaian aula Sukorejo yang penuh tawa bahagia, ada doa seorang ayah yang sampai di langit, menyatu dengan doa ibu di bumi, keduanya berpelukan dalam kebanggaan. Dari doa itu, lahirlah kekuatan seorang putri yang kini berdiri di puncak pencapaian.

Wisuda bukan hanya tentang gelar. Ia adalah tentang cinta keluarga, doa ayah dan ibu, serta perjuangan yang tak kenal menyerah. Kisah Jamilatul Jannah hari ini adalah pengingat bagi kita semua: bahwa ilmu, kerja keras, dan doa adalah jalan menuju cahaya.

Penulis : Al Farizy

Sumber Berita : UNIVERSITAS IBRAHIMY

Berita Terkait

Dukungan Penuh Kemenag! Essay Competition Kopri PMII Jadi Pemantik Literasi Pelajar Putri Bondowoso
PMII Rayon Rabiah Al-Adawiyah Gelar Aksi Sosial Peduli Lansia: Wujud Nyata Kepedulian Mahasiswa untuk Masyarakat Lanjut Usia
Perpecahan NU dan Guncangan Politik Indonesia: Antara Krisis Otoritas dan Ancaman Disintegrasi Nasional
Konflik Internal PMII Bondowoso yang Tak Berkesudahan: PC PMII Bondowoso, Apa Kabar?
Redupnya Api Idealisme Pemuda: Antara Ambisi Pribadi dan Panggilan Nurani
Makna Keterlemparan: Refleksi Eksistensialisme di Pojok Surau
Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Menguatkan Spiritualitas, Moralitas, dan Peradaban Pesantren
Ribuan Santri Bondowoso Kecam Trans7: Bela Kiai, Jaga Marwah Pesantren dari Layar yang Menyesatkan

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 10:14 WIB

Dukungan Penuh Kemenag! Essay Competition Kopri PMII Jadi Pemantik Literasi Pelajar Putri Bondowoso

Sabtu, 6 Desember 2025 - 04:26 WIB

PMII Rayon Rabiah Al-Adawiyah Gelar Aksi Sosial Peduli Lansia: Wujud Nyata Kepedulian Mahasiswa untuk Masyarakat Lanjut Usia

Kamis, 27 November 2025 - 08:13 WIB

Perpecahan NU dan Guncangan Politik Indonesia: Antara Krisis Otoritas dan Ancaman Disintegrasi Nasional

Selasa, 11 November 2025 - 09:25 WIB

Konflik Internal PMII Bondowoso yang Tak Berkesudahan: PC PMII Bondowoso, Apa Kabar?

Selasa, 11 November 2025 - 09:06 WIB

Redupnya Api Idealisme Pemuda: Antara Ambisi Pribadi dan Panggilan Nurani

Berita Terbaru