Mengembalikan Kritik ke Jalur yang Beradab dalam Tradisi Pesantren

- Wartawan

Jumat, 19 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adul Halim (Demisioner Ketua IKMASS Situbondo Periode ke IV) 

ISSUE, Opini. Dalam tradisi pesantren, kritik bukanlah sesuatu yang tabu. Justru, sejak dulu para kiai mendorong santri untuk berpikir kritis, mempertanyakan, bahkan berdebat dengan dalil yang kuat. Namun, semua itu selalu dibingkai dengan adab: sopan santun, menghargai lawan bicara, dan mengedepankan objektivitas.

Belakangan, ada sebagian kalangan muda yang mengagumi tokoh-tokoh kiri dan para pejuang revolusioner. Kekaguman ini tidak salah, sebab sejarah mencatat mereka sebagai sosok yang kritis terhadap ketidakadilan. Tetapi persoalannya muncul ketika semangat itu diterapkan secara mentah dalam forum organisasi berbasis pesantren.

Alih-alih membawa gagasan yang mencerahkan, kritik yang lahir justru sering menjelma menjadi serangan pribadi dan vonis terhadap keseluruhan organisasi. Cara seperti ini tidak hanya menyalahi tradisi pesantren, tapi juga melemahkan substansi kritik itu sendiri. Kritik tanpa adab hanyalah teriakan kosong yang sulit diterima.

Pesantren dan organisasi turunannya mengajarkan kita bahwa kritik adalah ibadah ilmiah: lahir dari niat baik, disampaikan dengan hujjah yang jelas, dan dibungkus dengan akhlak yang luhur. Mengagumi sosok revolusioner tidak berarti meniru gaya konfrontatifnya secara bulat-bulat, apalagi di ruang yang punya nilai dan kultur berbeda.

Sudah seharusnya kita membedakan antara semangat revolusi dan cara beradab. Tanpa itu, kritik kehilangan makna, dan forum kehilangan wibawa.

Karena itu, mari kita kembalikan kritik pada jalurnya: sebagai upaya memperbaiki, bukan merendahkan; sebagai ruang mencari solusi, bukan ajang menjatuhkan. Dengan begitu, forum pesantren akan tetap menjadi wadah yang teduh, intelektual, dan berwibawa.

Sumber Berita : IKMASS SITUBONDO

Berita Terkait

Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Menguatkan Spiritualitas, Moralitas, dan Peradaban Pesantren
Ribuan Santri Bondowoso Kecam Trans7: Bela Kiai, Jaga Marwah Pesantren dari Layar yang Menyesatkan
Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II
Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025
Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru
Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi
Keluar dari Zona Nyamanmu
Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 12:16 WIB

Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Menguatkan Spiritualitas, Moralitas, dan Peradaban Pesantren

Kamis, 16 Oktober 2025 - 14:33 WIB

Ribuan Santri Bondowoso Kecam Trans7: Bela Kiai, Jaga Marwah Pesantren dari Layar yang Menyesatkan

Selasa, 7 Oktober 2025 - 03:28 WIB

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II

Senin, 6 Oktober 2025 - 04:12 WIB

Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 05:38 WIB

Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru

Berita Terbaru

Uncategorized

Meriah Coffee morning Dandim 0826/Pamekasan Bersama Rekan Media

Jumat, 24 Okt 2025 - 03:10 WIB