Meneguhkan Kembali Ruh Pergerakan PMII melalui Kesadaran Kolektif

- Wartawan

Jumat, 18 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

penulis: Muhammad Zayyin (Aktivis Pergerakan STAINH Situbondo) 

ISSUE, Opini, Dalam upaya memajukan organisasi, sejumlah pimpinan internal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kembali menegaskan pentingnya kesadaran kolektif sebagai unsur utama dalam membangun harmoni dan soliditas gerakan. Setelah menghadapi dinamika internal yang cukup kompleks, kini semangat kebersamaan mulai dirajut kembali.

“Kesadaran kolektif adalah ruh dari pergerakan kita. Tanpa itu, PMII hanya akan menjadi nama tanpa arah. Kita harus satu frekuensi, satu semangat, dan satu tujuan,” ujar Muhammad Zayyin, aktivis Pergerakan STAINH Situbondo, dalam diskusi santai.

Kesadaran kolektif dimaknai sebagai sikap saling memiliki, saling menopang, serta komitmen bersama dalam menegakkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) dan cita-cita Organisasi PMII: mencetak kader yang intelektual, militan, dan berakhlak mulia.

“Kalau kita ingin maju bersama, maka harus sadar bahwa kita semua saling terhubung. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya penuh harapan.

Ia juga menegaskan bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dalam sebuah organisasi, namun jangan sampai menjadi penghalang bagi kemajuan bersama.

“Perbedaan itu pasti ada, tapi jangan lupa bahwa kita dipertemukan di organisasi yang sama dari latar belakang yang berbeda. Justru dari situ kita bisa saling melengkapi,” tegasnya.

Dengan nada tegas, ia mengibaratkan organisasi sebagai satu tubuh yang saling merasakan.

“Ibarat tubuh, kalau satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan. Maka solusinya bukan saling menyalahkan, tapi saling memperbaiki dan menguatkan,” tegasnya.

Selain menegaskan pentingnya kesadaran kolektif, ia juga menyoroti penguatan kaderisasi dan penjagaan marwah organisasi sebagai gerakan intelektual berbasis nilai-nilai pergerakan.

Langkah konkret pun mulai dilakukan secara bertahap, mulai dari memperkuat komunikasi internal, membangun kembali kepercayaan antar kaderisasi, hingga memperjelas arah visi dan misi organisasi. Semua itu dilakukan demi menciptakan atmosfer organisasi yang kembali solid dan progresif.

“Yang penting sekarang kita fokus, jaga kekompakan, dan jangan lupa saling mendukung. Dengan begitu, organisasi ini pasti bisa bangkit dan berkembang lebih baik lagi,” tutup Muhammad Zayyin penuh optimisme.

Penulis : Muhammad Zayyin

Sumber Berita : PMII STAINH

Berita Terkait

Situbondo Kabupaten UMKM, Jangan Hanya Panggung Seremoni!
Situbondo – Aku Terbangun dari Tidur Panjang
Seni dalam Komunikasi : Rumus C = Q × P ×R
Manusia Non-Organisasi
Kesetaraan Gender Bukan Ancaman Syariat, Tapi Ruhnya
Dialog Pendidikan Bersama Guru KB-TK Khadijah, Anggota DPD RI Lia Istifhama Bicara Mental Resiliensi Anak
Khofifah Apresiasi Kontribusi Prof. Safi’ dalam Memperkuat Jajaran Guru Besar di UTM Bangkalan
DPD RI Jatim, Lia Istifhama, Silaturahmi dan Serap Aspirasi di Ponpes Al-Hakimy Pasuruan

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 08:30 WIB

Meneguhkan Kembali Ruh Pergerakan PMII melalui Kesadaran Kolektif

Sabtu, 5 Juli 2025 - 10:34 WIB

Situbondo Kabupaten UMKM, Jangan Hanya Panggung Seremoni!

Rabu, 2 Juli 2025 - 14:55 WIB

Situbondo – Aku Terbangun dari Tidur Panjang

Minggu, 29 Juni 2025 - 08:45 WIB

Seni dalam Komunikasi : Rumus C = Q × P ×R

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:37 WIB

Manusia Non-Organisasi

Berita Terbaru

Khazanah

Bagaimana Cara Mencintai Diri Sendiri?

Selasa, 15 Jul 2025 - 02:11 WIB