Kesetaraan Gender Bukan Ancaman Syariat, Tapi Ruhnya

- Wartawan

Minggu, 22 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Wafiqi Amalia (Biro Pemberdayaan Perempuan Rayon Raden Umar Said PK. PMII Universitas Ibrahimy) 

ISSUE, Opini. Isu kesetaraan gender kerap menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, mulai dari akademisi, aktivis, hingga masyarakat umum. Tak jarang, Islam dituding sebagai agama yang mendiskriminasi perempuan karena adanya beberapa praktik hukum yang dinilai tidak adil secara gender. Namun, tudingan semacam itu sering kali lahir dari kesalahpahaman terhadap ajaran Islam atau karena tafsir keagamaan yang bias budaya bukan dari esensi Islam itu sendiri.

Islam sejatinya hadir membawa misi besar: menegakkan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an secara eksplisit menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan setara sebagai hamba Allah, dan satu-satunya ukuran kemuliaan di sisi-Nya hanyalah ketakwaan (QS. Al-Hujurat: 13). Perempuan dan laki-laki sama-sama diposisikan sebagai subjek moral dan spiritual yang memiliki tanggung jawab serta balasan atas amal perbuatan mereka (QS. An-Nahl: 97, QS. Al-Ahzab: 35).

Namun dalam praktik fiqih klasik, kita menjumpai sejumlah produk hukum yang menempatkan perempuan dalam posisi subordinat seperti dalam hal kesaksian, hak waris, hingga kepemimpinan. Penting disadari bahwa fiqih bukanlah wahyu, melainkan hasil ijtihad manusia yang sangat mungkin dipengaruhi oleh konteks budaya dan struktur sosial zamannya, termasuk nilai-nilai patriarkal yang mendominasi.

Oleh karena itu, mengkritisi dan menafsir ulang produk fiqih yang bias gender bukanlah tindakan menyimpang dari syariat. Justru, hal itu adalah upaya untuk menghidupkan kembali ruh syariat Islam yang sejati yaitu keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap martabat manusia, termasuk perempuan. Kesetaraan gender bukan tentang menyeragamkan peran biologis, melainkan tentang memberikan hak dan kesempatan yang sama untuk berkembang, berkontribusi, dan memimpin di berbagai ranah kehidupan sosial, ekonomi, politik, maupun keagamaan.

Sejarah Islam mencatat banyak tokoh perempuan yang memiliki peran besar dalam masyarakat. Khadijah adalah pengusaha sukses dan pendukung utama dakwah Rasulullah. Aisyah adalah ulama terkemuka yang meriwayatkan ribuan hadis. Ummu Salamah dikenal bijak dan cerdas dalam mengambil keputusan. Semua ini menunjukkan bahwa kesetaraan bukanlah nilai asing dalam tradisi Islam.

Dengan demikian, memperjuangkan kesetaraan gender bukanlah bentuk pemberontakan terhadap syariat, melainkan justru perwujudan dari ruh syariat itu sendiri. Ini adalah langkah penting dalam membangun masyarakat Islam yang adil, manusiawi, dan bermartabat sebagaimana yang dicita-citakan oleh ajaran Islam sejak awal.

Berita Terkait

Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Menguatkan Spiritualitas, Moralitas, dan Peradaban Pesantren
Ribuan Santri Bondowoso Kecam Trans7: Bela Kiai, Jaga Marwah Pesantren dari Layar yang Menyesatkan
Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II
Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025
Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru
Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi
Keluar dari Zona Nyamanmu
Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 12:16 WIB

Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Menguatkan Spiritualitas, Moralitas, dan Peradaban Pesantren

Kamis, 16 Oktober 2025 - 14:33 WIB

Ribuan Santri Bondowoso Kecam Trans7: Bela Kiai, Jaga Marwah Pesantren dari Layar yang Menyesatkan

Selasa, 7 Oktober 2025 - 03:28 WIB

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II

Senin, 6 Oktober 2025 - 04:12 WIB

Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 05:38 WIB

Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru

Berita Terbaru

Uncategorized

Meriah Coffee morning Dandim 0826/Pamekasan Bersama Rekan Media

Jumat, 24 Okt 2025 - 03:10 WIB