IKSASS dan Warisan Perjuangan: Dari Pesantren untuk Peradaban

- Wartawan

Sabtu, 27 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Arik Irawan (Ketua PSR. IKSASS Situbondo Timur Periode XVI Th. 21/22)

ISSUE, Opini. Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) bukan hanya sekadar wadah kebersamaan, melainkan representasi nyata dari warisan perjuangan pesantren yang senantiasa hidup lintas generasi. Lahir dari rahim pesantren, IKSASS membawa identitas kuat: menjaga ilmu, menjaga akhlak, dan menjaga bangsa. Inilah yang menjadikannya bukan sekadar organisasi alumni, tetapi sebuah gerakan moral, intelektual, dan sosial yang berorientasi pada peradaban.

Pesantren sejak dahulu dikenal sebagai benteng perjuangan. Di masa penjajahan, ia menjadi pusat lahirnya pejuang dan ulama yang mengedepankan semangat cinta tanah air. Wasiat para kiai jelas: perjuangan tidak berhenti di medan perang, melainkan berlanjut dalam menjaga iman, memperjuangkan keadilan, serta menebarkan rahmat ke seluruh penjuru kehidupan. IKSASS hadir untuk memastikan wasiat itu tidak hanya tersimpan dalam buku sejarah, melainkan hidup dalam tindakan nyata.

Dari pesantren, alumni diajarkan arti keikhlasan, kedisiplinan, dan kepedulian sosial. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadi bekal saat kembali ke masyarakat. IKSASS menjadi jembatan, agar alumni tidak tercerabut dari akar perjuangan, sekaligus mampu memberi jawaban atas tantangan zaman modern. Di tengah krisis moral, derasnya arus digital, hingga persoalan sosial-ekonomi, alumni diharapkan tampil sebagai pelopor solusi, bukan sekadar pengamat.

Warisan perjuangan pesantren bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis. Ia menuntut kreatifitas, inovasi, dan adaptasi agar tetap relevan. Maka, IKSASS harus terus bergerak: membangun jaringan pendidikan, menguatkan dakwah yang menyejukkan, serta memberdayakan ekonomi umat. Semua itu merupakan ikhtiar agar nilai perjuangan tidak berhenti pada nostalgia, melainkan benar-benar mengisi ruang kehidupan masyarakat.

Pada akhirnya, IKSASS adalah bukti bahwa pesantren tidak hanya melahirkan santri untuk dirinya sendiri, tetapi untuk peradaban. Dari pesantren lahir generasi yang mampu menjadi penopang bangsa, dan melalui IKSASS, warisan perjuangan itu dijaga, dirawat, dan disebarkan. Sebab sejatinya, pengabdian alumni bukanlah akhir, melainkan jalan panjang menuju peradaban yang lebih bermartabat.

Berita Terkait

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II
Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025
Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru
Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi
Keluar dari Zona Nyamanmu
Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37
Idealisme Bukan Utopia: Refleksi Gerakan PMII di Era Kekinian
Maulid Nabi di Bondowoso: HIMA PGMI & Ponpes Al-Falah Satukan Generasi Muda dalam Spirit Akhlak Rasulullah

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 03:28 WIB

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II

Senin, 6 Oktober 2025 - 04:12 WIB

Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 00:57 WIB

Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi

Kamis, 2 Oktober 2025 - 05:21 WIB

Keluar dari Zona Nyamanmu

Selasa, 30 September 2025 - 06:20 WIB

Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37

Berita Terbaru