Holistic Development: Melahirkan Kader yang Berkarakter dan Berkemampuan menuju PMII Berperadaban

- Wartawan

Selasa, 23 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Arik Irawan (Ketua Komisariat PMII Universitas Bondowoso) 

ISSUE, Opini. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak awal berdirinya telah memikul tanggung jawab besar: membentuk generasi muda Islam yang berdaya pikir kritis, berdaya juang tinggi, serta berakar kuat pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Namun, di tengah perubahan zaman yang semakin cepat, hanya mengandalkan penguatan intelektual semata tidak cukup. PMII membutuhkan pendekatan pengembangan holistik (holistic development) dalam kaderisasinya, agar mampu melahirkan kader yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, beretika, dan berkemampuan praktis untuk menjawab tantangan peradaban.

Karakter dan Kemampuan sebagai Pilar Peradaban.

Holistic development menekankan pembentukan manusia seutuhnya: menyatukan aspek intelektual, spiritual, emosional, sosial, dan keterampilan praktis. Seorang kader PMII yang berperadaban harus mampu berpikir kritis, menjaga akhlak, serta terampil mengelola problem masyarakat. Dengan demikian, kader tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan mampu menghadirkan solusi nyata.

Karakter dibentuk melalui internalisasi nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah, sikap tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i’tidal (adil). Sedangkan kemampuan diwujudkan lewat penguasaan pengetahuan kontemporer, literasi digital, serta keahlian praktis sesuai bidang masing-masing. Kedua aspek ini bila berpadu, akan menjadikan kader PMII bukan hanya “aktivis kampus”, tetapi juga calon pemimpin bangsa yang mampu membangun peradaban.

Meski ideal, konsep holistic development menghadapi sejumlah tantangan serius:

1. Fragmentasi Kaderisasi – Seringkali proses kaderisasi hanya menekankan aspek formalitas, sehingga penguatan karakter dan keterampilan praktis terabaikan.

2. Disrupsi Digital – Era digital membuka peluang informasi luas, tetapi juga menghadirkan arus hoaks, radikalisme, dan budaya instan yang dapat mengikis daya kritis.

3. Kompetisi Global – Kader PMII harus bersaing tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Minimnya akses dan kesiapan menghadapi kompetisi global bisa menjadi hambatan.

4. Krisis Integritas – Di tengah maraknya praktik pragmatisme politik dan krisis keteladanan, menjaga integritas kader menjadi tantangan tersendiri.

Di sisi lain, holistic development juga membuka peluang besar bagi PMII:

1. Bonus Demografi – Generasi muda yang melimpah dapat diarahkan menjadi kader unggul, jika dibekali pengembangan yang menyeluruh.

2. Teknologi Digital – Media sosial dan teknologi informasi bisa menjadi sarana efektif memperluas pengaruh kader dan menyebarkan nilai peradaban.

3. Kolaborasi Global – Terbukanya ruang kolaborasi lintas negara dan lembaga memungkinkan kader PMII belajar dan berkontribusi lebih luas.

4. Warisan Nilai Aswaja – Ajaran moderasi dan toleransi yang diwariskan ulama adalah modal besar untuk menjadi landasan pembangunan peradaban yang inklusif.

Holistic development bukan sekadar jargon, melainkan kebutuhan mendesak bagi PMII untuk tetap relevan dan visioner. Kader yang lahir dari pendekatan ini diharapkan tidak hanya mampu berdebat dalam forum, tetapi juga terjun langsung menyelesaikan problem kemasyarakatan, menegakkan nilai keadilan, serta membawa PMII menuju organisasi yang berperadaban. Dengan menyatukan karakter dan kemampuan, PMII dapat menjadi rumah peradaban yang melahirkan generasi unggul: berakar pada tradisi, terbuka pada inovasi, dan teguh pada integritas.

Penulis : ARIK IRAWAN

Editor : HALIM AL FARIZY

Sumber Berita : PK PMII UNIVERSITAS BONDOWOSO

Berita Terkait

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II
Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025
Eco Camp HIMA Ekonomi Syariah 2025: Integritas, Inovasi, dan Ukhuwah Jadi Pilar Solidaritas Mahasiswa Baru
Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi
Keluar dari Zona Nyamanmu
Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37
Idealisme Bukan Utopia: Refleksi Gerakan PMII di Era Kekinian
Maulid Nabi di Bondowoso: HIMA PGMI & Ponpes Al-Falah Satukan Generasi Muda dalam Spirit Akhlak Rasulullah

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 03:28 WIB

Dr. Suheri Dukung Gerakan Mahasiswa: PMII Rayon Averroes Kukuhkan Kepengurusan Baru di Tengah Semangat Open House PAI II

Senin, 6 Oktober 2025 - 04:12 WIB

Tak Hanya Tanggap Bencana, BPBD Bondowoso Buktikan Kepedulian pada Pendidikan Lewat Eco Camp 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 00:57 WIB

Meriah dan Penuh Makna, Ancak Fest IAI At-Taqwa Bondowoso Jadi Ajang Kreativitas dan Mahabbah Nabi

Kamis, 2 Oktober 2025 - 05:21 WIB

Keluar dari Zona Nyamanmu

Selasa, 30 September 2025 - 06:20 WIB

Beradab dan Berperadaban: Refleksi Harlah IKSASS ke-37

Berita Terbaru