LAMONGAN — Pada Selasa, 17 Juni 2025, berbagai perguruan pencak silat di Kabupaten Lamongan menandatangani Maklumat Suro Aman dan Damai di Gedung Sasana Krida Jagratara Polres Lamongan. Kegiatan ini berlangsung dalam semangat memperingati datangnya bulan Suro, sekaligus meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan keharmonisan budaya di Lamongan.
Acara ini melibatkan jajaran pemerintah daerah, TNI-Polri, serta para pimpinan 14 perguruan silat besar di Lamongan seperti PSHT, Pagar Nusa, PSHW, Persinas ASAD, Merpati Putih, dan lainnya. Mereka menandatangani maklumat sebagai bentuk deklarasi damai lintas aliran, membuktikan bahwa silat bukanlah sumber konflik, melainkan warisan luhur yang patut dijaga.
Maklumat tersebut berisi komitmen untuk patuh terhadap Pancasila dan UUD 1945, menolak segala bentuk provokasi, konvoi, arak-arakan, penggunaan atribut memecah belah, hingga pelarangan membawa senjata tajam atau benda berbahaya selama peringatan bulan Suro. Para ketua perguruan menyepakati bahwa nilai-nilai pencak silat sejatinya menanamkan etika, kesantunan, serta rasa saling menghormati antarsesama.
Kapolres Lamongan menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah konkret menjaga kondusivitas, khususnya di masa rawan seperti bulan Suro, di mana sering terjadi ketegangan antaranggota perguruan. Sementara itu, Dandim 0812 Lamongan dan Bupati Lamongan menyampaikan apresiasi atas kesadaran seluruh elemen pesilat yang telah menunjukkan bahwa damai adalah pilihan bersama.
Maklumat ini pun menjadi contoh bahwa toleransi tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi juga tentang budaya. Kota Lamongan berhasil menunjukkan bahwa di tengah banyaknya aliran pencak silat, perbedaan bukan alasan untuk bertikai, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi.
Suro Damai Lamongan 2025 menjadi inspirasi bahwa pewaris budaya sejati bukan yang menyulut konflik, tapi yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Apa yang dilakukan Lamongan hari ini bisa menjadi cermin nasional: bahwa persaudaraan dan kedamaian jauh lebih bermakna daripada ego kelompok.
Penulis : Ahmad Ainurroziq