ISSUE, Bondowoso – Ribuan jamaah padati peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar HIMA PGMI IAI At-Taqwa bersama Pondok Pesantren Al-Falah, Minggu (28/9/2025). Acara ini menghadirkan nuansa religius penuh sholawat sekaligus meneguhkan komitmen generasi muda meneladani akhlak Rasulullah.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (HIMA PGMI) IAI At-Taqwa Bondowoso sukses menggelar puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (28/9/2025). Acara ini berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Al-Falah, Desa Kajar, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso.
Peringatan yang sarat makna ini mengusung tema “Meneladani Akhlak Nabi untuk Generasi Berprestasi.” Tema tersebut menjadi penegasan pentingnya menumbuhkan generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.
Halimatus Sa’diyah, Ketua Umum HIMA PGMI, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap antusiasme masyarakat. Ia menekankan bahwa Maulid kali ini bukan sekadar peringatan rutin, melainkan juga ruang ekspresi religius melalui berbagai lomba yang telah digelar sejak Jumat sebelumnya.
“Acara ini bukan hanya peringatan biasa, melainkan juga bentuk apresiasi melalui sayembara lomba religius yang melibatkan santri sejak Jumat lalu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Halimatus menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk reaksi sekaligus refleksi dari momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tahun 1447 Hijriah. Menurutnya, Maulid harus menjadi energi baru untuk memperkuat kecintaan umat terhadap Rasulullah.
Kehadiran para kiai, dosen, mahasiswa, hingga masyarakat umum menambah khidmat acara. Deretan tokoh agama dan masyarakat yang hadir menunjukkan kuatnya ikatan keagamaan dan sosial antara kampus, pesantren, dan warga sekitar.
Turut hadir, Kiai Syukron Kholifu selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, serta Lora Hubayah, Ketua Lembaga Al-Falah. Kehadiran mereka kian menegaskan bahwa Maulid tidak hanya menjadi ritual, melainkan momentum silaturahmi lintas elemen.
Dalam tausiyahnya, Gus Hasan Djazuli menekankan keistimewaan Rasulullah Muhammad SAW. Ia mengutip dawuh Imam Busyiri dalam Qasidah Burdah yang menyebut Nabi sebagai manusia paling sempurna, baik secara fisik maupun akhlak.
“Gusti Kanjeng Nabi Muhammad itu manusia yang sempurna fisiknya. Nabi Yusuf tampan dengan separuh ketampanan yang diberikan Allah, sedangkan Muhammad SAW seutuhnya tampan, lahir dan batin,” jelasnya di hadapan jamaah.
Selain tausiyah, lantunan sholawat menggema sepanjang acara. Santri, mahasiswa, dan masyarakat larut dalam suasana religius yang dipenuhi rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Suasana haru dan khidmat menyelimuti acara hingga akhir.
Sebagai bentuk penghargaan, mahasiswa PGMI menyerahkan kenang-kenangan berupa bingkai kaligrafi. Penyerahan dilakukan oleh Bagus, perwakilan mahasiswa, kepada pihak Pondok Pesantren Al-Falah. Momen ini menjadi simbol eratnya persaudaraan antara mahasiswa dan pesantren.
Lebih dari sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi jembatan silaturahmi antara dunia kampus dan pesantren. Nilai kebersamaan, gotong royong, serta kekeluargaan terasa kuat di tengah jamaah, sekaligus menjadi teladan nyata meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.