ISSUE, Situbondo, 26 Juli 2025 — Dalam kegiatan Sekolah Gender yang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPPNU) Kecamatan Jangkar, anggota DPRD Kabupaten Situbondo, Nuril Hasinah, S.H., tampil sebagai pemateri utama dengan pembahasan bertajuk “Perempuan sebagai Agen Perubahan Sosial di Era Modern.”
Bertempat di Aula PKBM Sopet, Nuril menyampaikan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap dalam gerak sosial, melainkan aktor utama dalam mendorong terjadinya perubahan di tengah masyarakat. Ia menekankan pentingnya pendidikan dan keberanian dalam membentuk perempuan yang berpikir kritis dan mampu mengambil posisi strategis.
“Kalau hari ini kita bicara soal perubahan, maka perempuan tidak bisa terus berada di barisan belakang. Mereka harus berani bicara, memimpin, dan mengambil peran di setiap lini kehidupan sosial,” ujar Nuril di hadapan puluhan kader IPPNU yang mengikuti kegiatan tersebut.
Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam ruang publik tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya, selama dijalankan dengan tanggung jawab dan semangat pengabdian. Ia mencontohkan tokoh-tokoh perempuan Islam di masa Rasulullah yang menjadi rujukan dalam bidang ilmu, ekonomi, hingga dakwah.
“Sekolah Gender seperti ini sangat penting, karena ia melatih kepekaan dan kesadaran kader muda. Jangan takut berpikir, jangan ragu untuk memimpin. Perubahan sosial tidak akan pernah terjadi kalau setengah populasi—yaitu perempuan—hanya dijadikan objek,” tegasnya.
Kegiatan yang digelar oleh PAC IPPNU Jangkar ini dihadiri oleh kader-kader IPPNU dari berbagai kecamatan. Selain menjadi wadah pembelajaran, acara ini juga menjadi ruang konsolidasi gagasan bagi para pelajar putri NU untuk memperkuat kapasitas dan jaringan pergerakan mereka.
Ketua PAC IPPNU Jangkar, Lavry Calfari Nariya Laurencia, menyampaikan bahwa pemikiran-pemikiran kritis seperti yang disampaikan Nuril Hasinah menjadi bekal penting bagi kader IPPNU untuk tampil sebagai perempuan-perempuan NU yang siap menjadi agen perubahan di era modern.
Dengan semangat tersebut, IPPNU Jangkar berharap Sekolah Gender bukan hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi menjadi titik awal dari gerakan perempuan muda NU yang lebih progresif dan transformatif.