ISSUE, Bondowoso – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Rabiah Al-Adawiyah resmi memiliki ketua baru setelah terselenggaranya Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) pada 17–18 September 2025 di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso.
Sosok yang terpilih adalah Sahabat Andre, kader muda yang dikenal aktif, kritis, dan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai organisasi. Ia berhasil meraih dukungan mayoritas anggota dalam forum tertinggi di tingkat rayon itu.
Usai RTAR, Andre langsung menggelar rapat internal perdana bersama Badan Pengurus Harian (BPH) baru Rayon Rabiah Al-Adawiyah. Dalam forum inilah, ia menyampaikan sejumlah gagasan dan visi kepemimpinan yang akan dijalankan.
Andre menegaskan bahwa kepengurusannya akan fokus pada agenda besar rekonstruksi kaderisasi. Menurutnya, penguatan pengkaderan adalah kunci membangun Rayon Rabiah Al-Adawiyah agar lebih progresif dan produktif.
“Saya optimistis, dengan kerja sama seluruh pengurus dan kader, rayon ini bisa menjadi rumah kaderisasi yang lebih baik. Kita butuh pembenahan menyeluruh agar proses kaderisasi berjalan sistematis dan adaptif,” ujar Andre dalam rapat BPH.
Ia menilai, penguatan kaderisasi bukan hanya soal pelatihan formal, tetapi juga perlu menumbuhkan tradisi intelektual, diskusi kritis, dan aktivitas sosial yang berorientasi pada kebermanfaatan nyata.
“Kader PMII harus dibentuk menjadi pribadi yang religius, kritis, dan solutif. Tidak boleh hanya berhenti pada rutinitas seremonial, tetapi juga harus hadir menjawab tantangan zaman,” tegasnya.
Andre juga mendorong agar Rayon Rabiah Al-Adawiyah mampu melahirkan inovasi program yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat Bondowoso. Ia menekankan pentingnya kader hadir dengan gagasan konkret.
Menurutnya, PMII tidak boleh kehilangan roh perjuangan di tengah derasnya arus perubahan sosial. “Rayon harus menjadi laboratorium kader unggul yang siap berkompetisi, baik di kampus, cabang, maupun di ruang publik yang lebih luas,” kata Andre.
Sejumlah BPH menyambut positif arah baru yang ditawarkan Andre. Mereka menilai, semangat rekonstruksi kaderisasi dapat menjadi energi segar bagi Rayon Rabiah Al-Adawiyah dalam menghadapi dinamika organisasi.
Andre menegaskan, keberhasilan kepengurusan tidak akan lahir dari kerja individu, melainkan hasil kebersamaan seluruh pengurus. Karena itu, ia mengajak semua kader untuk merawat solidaritas dan loyalitas dalam pergerakan.
“Kita akan berjalan bersama, bukan hanya membangun nama rayon, tetapi juga menciptakan karya yang bermanfaat. Rayon Rabiah Al-Adawiyah harus benar-benar menjadi rumah kader sekaligus wadah lahirnya pemimpin masa depan,” pungkas Andre.