ISSUE, Bondowoso. 1 Juli 2025 — Menghadapi derasnya perubahan sosial, dua rayon PMII yakni Rayon Raden Rahmat Komisariat PMII Universitas Ibrahimi dan Rayon Nurut Taqwa Komisariat PMII Universitas Bondowoso tidak tinggal diam. Dalam sebuah pertemuan bertajuk Study Banding, kedua rayon ini menyatukan visi dan gagasan untuk mendorong reformulasi kaderisasi PMII agar lebih relevan, membumi, dan mampu menembus batas rutinitas organisasi.
Kegiatan yang mengusung tema “Sharing Inovasi Kaderisasi Masa Kini” ini bukan sekadar ajang silaturahmi atau tukar pengalaman. Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang refleksi dan kritik atas model kaderisasi yang selama ini dinilai mulai kehilangan daya tarik dan terjebak dalam rutinitas tanpa substansi.
Ketua Rayon Raden Rahmat, Sahabati Ayda, menyampaikan bahwa kaderisasi kini tidak bisa lagi disajikan dengan cara lama yang monoton dan kaku. “Kita harus membuka ruang dengan model yang lebih kreatif, komunikatif, dan menghidupkan nilai-nilai kepercayaan serta eksistensi gerakan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Rayon Nurut Taqwa, Sahabat Hairi, mengkritik budaya internal yang cenderung formalistik dan kurang produktif. Menurutnya, budaya organisasi harus dimulai dari diri kader itu sendiri, bukan dibentuk dari luar secara instan. Ia juga menyoroti pentingnya memilih pemimpin secara selektif, bukan hanya berdasarkan kedekatan, tapi berdasar kualitas, integritas, dan visi perubahan.
Pertemuan ini juga menghasilkan dorongan agar kaderisasi lebih berfokus pada nilai keteladanan, semangat pembebasan, serta menjauh dari pendekatan otoritatif. Kader bukan hanya pelengkap struktur, tapi agen perubahan yang lahir dari proses yang panjang, membumi, dan penuh komitmen.
Study banding ini menjadi langkah awal menuju penguatan kembali harapan kaderisasi PMII tidak hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai proses yang membentuk kader tangguh, kritis, dan progresif dalam menjawab tantangan zaman.